Judul : Curtain / Tirai
Pengarang : Agatha Christie
Tebal : 320 halaman
Alih Bahasa : Dra. Gianny Buditjahja
Desain & Ilustrasi Sampul : Satya Utama Jadi
Penerbit di Indonesia : PT Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis
Penampilan TERAKHIR Hercule Poirot.
Lima pembunuhan di tempat berbeda, dengan motif berbeda.
Hanya satu kesamaan: X.
X terlibat dalam kelima pembunuhan itu dan berada di sekitar lima tempat itu ketika pembunuhan terjadi.
X-lah otak kelima pembunuhan itu.
Tapi dengan licik dia berhasil menghindar dari kecurigaan orang.
Kelima pembunuhan itu begitu sempurna.
Sekarang X berada di Styles.
Berarti tak lama lagi akan ada pembunuhan di sana.
Baru kali ini Poirot menemukan lawan yang seimbang.
Sayangnya Poirot sudah tua. Jantungnya sudah lemah.
Memang otaknya masih tetap tajam. Tapi fisiknya sudah uzur dan jantungnya bisa berhenti berdenyut setiap saat.
Tinggal menunggu waktu.
Dan waktunya yang singat itu mungkin takkan cukup untuk bisa menyeret X ke pengadilan.
Novel Agatha yg ini entah kenapa rasanya ribet sekali. Harus
ngebayangin adanya si X yang menyebabkan 5 pembunuhan. Dan sekarang di sebuah
Villa, ada si X di sana, Poirot dengan seenaknya nyuruh Hasting buat mencegah
pembuhan itu tanpa tahu siapa X yang dimaksud. Berhubung novelnya make sudut
pandang orang pertama Hasting, saya yang baca jadi ikut gregetan + pusing kayak
Hasting.
Daripada si X, sebenarnya saya lebih tertarik dengan
semua hubungan tokoh-tokoh yang ada di novel ini. Terutama hubungan Hasting & anak bungsunya, Judith.
Dan ternyata Nortonlah si X, sebenarnya udah kerasa sih soalnya dia tukang hasut,
hampir aja Hasting bunuh orang gara-gara dia, yang baca 'kan jadi ikut takut,
masak 'aku' bunuh orang sih? Yah walaupun banyak sih tokoh 'aku' punya Agatha
yang jadi pembunuh, tapi gak harus digambarkan dengan gamblang kayak gini, kan?
Tapi untungnya ada Poirot, Hasting dikasi obat tidur sama dia.
Yosh, masalah X sudah beres, tapi
gak ada yang bisa menghukum dia soalnya dia gak terlibat di dalam pembunuhan
secara langsung bahkan dia gak punya motif, dia cuma suka aja ngontrol orang
buat ngelakuin pembunuhan. Tapi akhirnya dia ditemukan meninggal di
kamarnya dan dinyatakan bunuh diri. Cuma Hasting aja yang tahu kalo sebenarnya
Norton dibunuh orang dan pembunuhnya adalah Poirot sendiri, di situlah twist-nya, Poirot yang selalu mengagung-agungkan nyawa manusia akhirnya mengambil
jalan membunuh X agar tidak banyak nyawa yang hilang karena si X.
Dan di sinilah akhirnya Poirot meninggal dunia, sehari
setelah kematian X, dia meninggal di tempat tidurnya karena serangan jantung.
Laki-laki itu sengaja ngejauhin obatnya biar waktu dia kena serangan, dia bisa
langsung meninggal, sedih banget pas baca suratnya Poirot. Berakhir
deh petualangan Poirot di Novel ini.
0 comments:
Post a Comment