16 Jan 2018

Sinopsis Natsume Yuujinchou Chapter 87

Posted by Unknown at 11:11



Pengarang: Midorikawa Yuki
Majalah: Lala
Penerbit: Hakusensha
Bulan Terbit: Maret 2017



Sore itu di sekolah, salah satu teman Nishimura memintanya untuk memindahkan beberapa barang ke gudang yang ada di belakang sekolah. Di tengah jalan, ia tiba-tiba melihat Natsume bersama dengan seekor gagak. Gagak itu terlihat terbang di hadapan Natsume sambil mengeluarkan suara khas burung gagak.

“Oh? Natsume, apa yang sedang–” Ucapan Nishimura terhenti saat ia malah melihat Natsume berlari mengejar gagak yang tiba-tiba saja pergi menjauh. Nishimura akhirnya berjalan ke arah tempat dimana Natsume semula berdiri. Laki-laki yang tidak lebih tinggi dari Natsume itu kemudian berjongkok saat melihat sesuatu di atas tanah.

“Hm ... apa ini? Batang kecil? Eh? Tapi ini terlihatseperti ...,” ucap Nishimura sambil memungut benda kurus kecil itu dari tanah.




“JARI?!” pekik Nishimura kaget. “Mungkin ini boneka atau sesuatu yang lain. Menyeramkan ...,” tambahnya. “Ah ... mungkin Natsume yang baru saja menjatuhkannya tadi.”

Tiba-tiba saja ada satu temannya yang berteriak dari lantai dua gedung sekolah. “Hei, Nishimura, Ooki-sensei mencarimu.”

Seketika itu juga Nishimura terkesiap. “Oh iya! Lembar pekerjaan rumahnya!” pekiknya seakan ingat akan tugasnya yang lain.

***

“Aku pulang,” ucap Nishimura begitu sampai di rumahnya. Laki-laki itu segera merebahkan dirinya di atas tempat tidur. “Hahh ... kenapa hanya aku yang disuruh untuk mengerjakan banyak tugas?” desahnya. “Lelahnya ...”

Tiba-tiba saja ia merasakan sakit di dekat dadanya karena ada sesuatu yang menusuknya. “Ah, ya ampun aku melupakannya,” ucapnya sambil mendudukan diri kemudian mengambil benda seperti jari yang ada di kantong bajunya.

Nishimura menggenggam benda berbentuk jari itu. “Ini menyeramkan, tapi jika ini sesuatu yang dijatuhkan Natsume ... hm, baiklah, aku akan menelponnya.”

Tok! Tok!

“WAHH?” kaget Nishimura karena ada tangan yang tiba-tiba mengetuk jendelanya dari luar.




“Na-Natsume?!”  Nishimura kembali terkaget karena melihat temannyalah yang mengetuk jendelanya.

Nishimura segera membuka jendelanya. “Apa yang kau lakukan? Ini kan lantai dua. Bukannya ini bahaya?”

Sedangkan lawan bicara Nishimura hanya tertawa kecil. “Hehe.”

“Apa yang kau lakukan malam-malam begini? Apa ada sesuatu yang mendesak?” tanya Nishimura beruntun. “Ah iya, apa kau menjatuhkan sesuatu di belakang sekolah, Natsume? Karena aku menemukan ini di sana,” tambah Nishimura sambil menunjukkan benda berbentuk jari itu ke arah Natsume.




Wajah Natsume seketika tampak aneh saat melihat benda itu dan membuat Nishimura terdiam sejenak.

“Jadi ini benar-benar punyamu? Apa ini penting?” tanya Nishimura.

“Aa,” sahut Natsume. “Ahh baiklah, sebenarnya ...”

“Hm?”

“Bisakah kau menyimpan benda itu untuk sementara waktu?” tanya Natsume tiba-tiba.

“Eh?”

“Dan tolong jangan beritahu siapapun kalau kau telah memungutnya,” tambah Natsume sambil tersenyum misterius.

Hal itu tentu membuat Nishimura keheranan. “Kenapa?”

Sedangkan Natsume hanya tersenyum kecil. “Bukan apa-apa. Sampai jumpa,” ucap Natsume sambil turun ke bawah. “Ini rahasia antara kita berdua.”

***

Keesokan harinya Nishimura sedang berjalan di koridor sekolah dengan temannya yang berkacamata. ‘Awalnya, Natsume itu sedikit misterius,’ pikirnya. ‘Ketika aku bertemu dengannya tadi malam, dia lagi-lagi menjadi orang yang tidak bisa kubaca.’

“Ada apa, Nishimura?” tanya temannya yang berkacamata.

“Bukan apa-apa. Ada sesuatu yang menarik terjadi kemarin malam,” sahut Nishimura.

“Sesuatu yang menarik?”

Nishimura membekap mulutnya tiba-tiba saat melihat Natsume berjalan ke arahnya. “Ah, bukan apa-apa,” balasnya.

Saat Natsume berpapasan dengannya, Nishimura tersenyum menatapnya sambil memperlihatkan jempolnya yang membuat Natsume menjadi bingung.




“Hehehe ...,” tawa kecil Nishimura.

‘Ah ... mungkin memiliki rahasia adalah sesuatu yang menyenangkan.’

Nantinya saat Nishimura berkumpul dengan Natsume, Tanuma, dan Kinamoto. Nishimura diam-diam memperhatikan Natsume yang bersikap seperti biasanya. ‘Natsume bersikap seperti dirinya yang biasa. Akulah satu-satunya yang gugup,’ pikirnya.

‘Natsume itu ... benar-benar pintar menyembunyikan sesuatu yaa ...’

Malamnya saat Nishimura sedang bersantai di kamarnya.

Tok! Tok!

“Hm?”

Jendelanya kembali diketuk dari luar.

“WAHH? Natsume?!” lagi-lagi Nishimura kaget melihat laki-laki itu muncul di luar jendela kamarnya.

“A-apa?” tanyanya sambil membuka jendela kamarnya.

Natsume tersenyum. “Hehe ... aku datang untuk melihat keadaanmu. Apa benda itu aman?”

“Eh? Iya,” sahut Nishimura kemudian mengambil sebuah kotak. “Aku memasukkannya ke dalam kotak ini.”

“Perlihatkan padaku,” ucap Natsume.

Dari kotak itu Nishimura mengeluarkan benda berbentuk jari dan memperlihatkannya ke arah Natsume. “Lihat? Apa kau akan mengambilnya?”

“Tidak, belum,” sahut Natsume. “Kalau begitu sampai jumpa,” tambahnya sambil tersenyum.

“Natsume?!” panggil Nishimura heran saat melihat laki-laki itu meloncat ke tanah tapi Natsume tidak menghiraukannya dan berjalan menjauhi rumah Nishimura. ‘Ada apa dengannya?’ gumam Nishimura.

Keesokan harinya di sekolah, Natsume bertingkah seperti biasa.

‘Dia memang cukup sulit dipahami ... dia laki-laki yang misterius.’

Kemudian malam harinya, Natsume kembali mendatangi Nishimura setelah mengetuk jendelanya seperti malam-malam sebelumnya.

“Apa itu aman? Perlihatkan padaku,” ucap Natsume.

Nishimura memperlihatkan benda berbentuk jari itu kepada Natsume. “Lihat? Kalau kau begitu mengkhawatirkannya, kenapa kau tidak membawanya saja?”

“Hehe ... belum saatnya,” sahut Natsume.

“Oh iya, kalau kau akan datang setiap sore kemari, lebih baik kau datang lewat pintu depan. Apa yang sedang kau lakukan ini berbahaya,” saran Nishimura melihat Natsume selalu menaiki atap rumahnya. “Dan jika kau begitu mengkhawatirkan benda ini, aku bisa membawanya diam-diam ke sekolah agar kau bisa melihatnya, kan?”

Natsume menggelengkan kepalanya pertanda bahwa ia tidak menyetujui usul Nishimura.

“Kau benar-benar aneh. Memangnya ini apa?” tanya Nishimura sambil memperhatikan benda yang ada di tangannya.

“Menurutmu apa?” tanya Natsume balik.

“Ini ... jari boneka?” sahut Nishimura tidak yakin.

“Aa,” balas Natsume tersenyum.

“Ini bahkan memiliki kuku,” ucap Nishimura. “Dan jika aku melihat baik-baik ... ini dingin dan sedikit berat ... ini mungkin sudah lama. Ini tidak terlalu kotor, bahkan terlihat sangat cantik. Aku yakin ini sesuatu yang sangat berharga,” tambah Nishimura panjang lebar.




Natsume hanya memperhatikan benda itu dengan tatapan yang aneh sambil mendengarkan deskripsi Nishimura.

“Yahh ... karena kau sangat memperdulikannya, pasti ini benda yang penting untukmu, Natsume,” ucap Nishimura sambil menoleh ke arah Natsume.

“Begitulah,” sahut Natsume tersenyum. “Sampai jumpa.”

Nishimura segera mendekatkan dirinya ke arah jendela. “Eh? Kau sudah mau pulang?” tanyanya. “Kau tahu ... karena kau sudah susah-susah datang ke sini, kenapa tidak masuk sebentar?”

Natsume segera menggelengkan kepalanya kemudian turun ke bawah.




‘Kejadian ini terus berlangsung selama beberapa hari. Selama itu, aku selalu menghabiskan malam seperti ini dengan Natsume. Tapi apa itu benar-benar terjadi? Ini mulai terasa seperti tiap hari adalah kelanjutan dari mimpi yang sama. Saat itu Natsume rasanya ...’

Seperti malam biasanya, Natsume mendatangi Nishimura. “Apa itu aman? Perlihatkan padaku.”

“Tentu,” sahut Nishimura seperti biasanya. Nishimura sedikit kaget saat Natsume tiba-tiba saja bersenandung.




“Tumben. Kau bersenandung, Natsume,” ucap Nishimura.

“Hehe ... lagu ini sering dinyanyikan untukku,” sahut Natsume.

Nishimura semakin tertarik. “Oleh siapa? Touko-san?”

Natsume menggelengkan kepalanya. “Aku lupa,” sahutnya. “Orang itu terkadang menepuk kepalaku lembut tapi aku sudah lupa, aku yakin orang itu juga ... mereka lupa, karena itulah mereka tidak kembali padaku,” tambah Natsume dengan pandangan menerawang.

Saat itulah Nishimura merasakan sesuatu yang aneh. “Natsume?”

“Siapa namamu?” tanya Natsume tiba-tiba.

“Eh?” pertanyaan itu membuat Nishimura keheranan.

“Ah, bukan apa-apa, sampai jumpa,” ucap Natsume kemudian pergi menjauh dari rumah Nishimura.

“Natsume!” panggil Nishimura.

Natsume menoleh ke arah belakang kemudian melambaikan tangan kanannya yang segera dibalas oleh Nishimura.

‘Ini aneh. Walaupun kami berteman sudah cukup lama. Rasanya seperti ... kami baru saja berteman lagi.’




Keesokan harinya di sekolah, Nishimura terlihat sedang tertidur di atas bangkunya. “... mura, Nishimura,” panggil Kinamoto berusaha membangunkannya. “Dia tertidur lagi. Sepertinya dia tidak bisa tidur nyenyak akhir-akhir ini.”

Ucapan Kinamoto ini membuat Natsume khawatir, bahkan membuat Nyanko-sensei yang sedang tertidur di dahan pohon di luar membuka matanya.

“... mura, Nishimura,” panggil Natsume.

Nishimura membuka matanya. “Ah, Natsume?”

“Kau baik-baik saja? Apa ada sesuatu yang terjadi?” tanya Natsume khawatir.

“Hmm ... saat ini siang hari? Jadi itu rahasia, kan?” balas Nishimura.

“Eh?”

Natsume kemudian memperlihatkan tatapan khawatir begitu mendengar ucapan Nishimura.




‘Ah ... aku ingin tahu kenapa, rasanya sudah lama aku tidak melihat Natsume berwajah seperti itu.’

“Untuk apa kau memperlihatkan wajah menyeramkan seperti itu? Sudah kubilang kan kau bisa menyerahkan semuanya padaku,” ucap Nishimura. “Tidak apa-apa, Natsume.”

Senyuman Nishimura semakin membuat Natsume khawatir. Laki-laki itu kemudian memandang Nishimura serius. “Maaf, Nishimura. Aku akan berusaha melakukan sesuatu mengenai hal itu.”

‘Natsume berkata seperti itu. Dan tiba-tiba saja rasanya ia sedang mengintip langsung ke mataku untuk mencari sesuatu. Entah kenapa aku jadi teringat dengan mata Natsume yang terlihat seperti bola kaca saat aku pertama kali bertemu dengannya.’

‘Seiring waktu Natsume menjadi lebih baik ...’

‘Tapi Natsume saat malam ... sekarang kalau kupikir-pikir dia terlihat seperti Natsume bermata kaca. Yahh ... bukannya aku tidak menyukainya juga.’

Malam harinya seperti biasanya Natsume kembali mendatangi Nishimura.

“Sepertinya suasana hatimu sangat baik malam ini,” ucap Nishimura saat melihat Natsume sedang bersenandung.

“Ya ... hei, ayo kita jalan-jalan hari ini,” ajak Natsume. “Dan bawa jari itu.”

“Hahh?”

‘Natsume seperti sedang benar-benar gembira, jadi akhirnya aku pergi dengan berasalan kalau aku akan pergi ke toserba.’




Akhirnya malam itu Nishimura mengikuti Natsume untuk berjalan-jalan di luar. Nishimura mengenakan jaket berwarna putih berkebalikan dengan warna jaket yang dikenakan Natsume. Sepanjang jalan, Natsume masih terus menyenandungkan sebuah lagu.

‘Jadi sekarang bulan purnama ya,’ pikir Nishimura menatap langit malam.

“Hei, ayo masuk ke sana,” ajak Natsume.

“Eh?”

Nishimura akhirnya mengikuti ajakan Natsume untuk masuk ke sebuah rumah. “Ini rumah yang besar, tapi sepertinya ditinggalkan,” ucap Nishimura melihat sekelilingnya.

“Jangan khawatir, aku tahu tempat ini dengan baik,” balas Natsume.

“Apa rumah ini milik seseorang yang kau kenal?” tanya Nishimura. Saat melihat Natsume berjalan meninggalkannya, Nishimura memanggilnya. “Hei, tunggu, Natsume!”

Mereka berdua semakin dalam masuk ke rumah tersebut. Nishimura menoleh ke arah belakang sebelum akhirnya mengikuti Natsume naik ke atas tangga. Hingga sampailah ia di sebuah ruangan yang terlihat berantakan. Di ruangan itu terdapat sebuah kursi di pojokan. Jendelanya yang rusak membuat angin menerbangkan gorden yang menutupinya.




“Jendelanya rusak ... dan ada bulu gagak. Mungkin gagak atau semacamnya ada di sini sebelumnya,” ucap Nishimura sambil memperhatikan boneka yang tergeletak tak jauh darinya.

“Apa kau bisa memasangkan jari tengah di tangan kirinya?” tanya Natsume dari arah belakang.

Nishimura memegang tangan kiri boneka tersebut dan memasakan benda berbentuk jari yang sejak tadi ia bawa. Ukurannya pas dan sangat cocok.

“Ahh ... jadi jari ini milik boneka ini?” tanya Nishimura sambil mengangkat boneka tersebut.




Ia kemudian mengusap rambut boneka tersebut dan meletakkan di atas kursi. Ditepuknya pelan kepala boneka itu.

“Tidak apa-apa seperti ini, Natsume?” tanya Nishimura sambil menoleh ke belakang. Tapi Natsume tidak ada di belakangnya. “Eh? Kemana dia pergi?”

“Natsu–”

Kratak! Kratak!

Ucapan Nishimura terhenti saat mendengar suara aneh dari boneka tersebut. Dan tiba-tiba saja boneka itu berdiri kemudian melayang ke arahnya.

“UWAHHHH!” teriak Nishimura berlari menuruni tangga. “Bonekanya bergerak!”

Karena saking takutnya, tanpa sengaja kaki Nishimura terpeleset sehingga membuat ia jatuh dari tangga. “Uwaaa!”

***




“... mura, Nishimura.”

Nishimura seketika terbangun saat mendengar suara Natsume. “Natsume?”

“Syukurlah. Apa kau terluka?” tanya Natsume.

“Eh?”

“Apa yang terjadi?” tanya Natsume lagi.

“... apa itu tadi,” gumam Nishimura. “Aahh kau memintaku untuk berjalan-jalan denganmu kemudian kita masuk ke tempat ini,” terang Nishimura sambil memegang bahu Natsume. “Bonekanya! Apa kau juga melihatnya, Natsume? Aku yakin aku melihat bonekanya bergerak ...”

“Boneka?”

“Uhh ... aku rasa kau benar, boneka tidak mungkin bergerak,” ucap Nishimura setelah berpikir sejenak.

‘Aku pasti tidak melihatnya dengan benar. Sesuatu seperti itu tidak mungkin bergerak dengan sendirinya. Dan juga ... walaupun aku merasa aku terjatuh dari tangga, aku tidak terluka.’

Setelah memperhatikan tubuhnya yang tidak terluka, ia kemudian menatap Natsume dengan saksama. ‘Apa Natsume berpakaian seperti ini tadi?’

‘Entah mengapa semuanya tampak begitu samar, seperti itu hanya mimpi.’

“Nishimura,” panggil Natsume. “Maaf, aku membuatmu terlibat dalam sesuatu yang aneh ... maaf,” tambah Natsume dengan nada menyesal.

“Eh? Kenapa kau meminta maaf, Natsume? Rasanya ini seperti sebuah petualangan seru di tengah malam,” balas Nishimura tertawa kecil.

Ucapan Nishimura membuat Natsume sedikit kaget dan lega sekaligus. “Terima kasih, Nishimura.”

‘Itu mungkin karena tirai yang bergoyang di bawah sinar rembulan sehingga membuat boneka itu terlihat seperti bergerak. Itu benar-benar memalukan, takut karena hantu kemudian jatuh dari tangga. Tidak mungkin aku menceritakan hal ini pada siapapun,’ pikir Nishimura.

Nishimura dan Natsume kemudian keluar dari rumah kosong tersebut. Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja Nishimura penasaran dengan sesuatu. “Hei Natsume, lagu yang sering kau senandungkan ... bagaimana mulainya?”

“Eh? Aku menyenandungkan sesuatu?” tanya Natsume balik.

“Iya,” sahut Nishimura mantap.




Natsume terdiam sejenak sebelum menjawab, “Entahlah, aku juga ingin tahu.”

Sedangkan Nishimura hanya tertawa kecil mendengar jawaban Natsume.

‘Natsume di sekolah dan Natsume yang hanya datang saat malam hari ... rasanya mereka berbeda.’

“Hehe ... kau benar-benar menarik, Natsume,” ucap Nishimura nyengir. Natsume hanya tersenyum untuk membalas ucapan temannya itu. Mereka berdua kemudian berpisah di tengah jalan.

‘Natsume yang tertawa denganku kembali menjadi Natsume yang biasa ... karena aku memasang jari itu pada tangan kiri boneka itu, setelah ini Natsume akan berhenti datang ke rumahku saat malam. Walaupun aku akan bertemu Natsume di sekolah besok ... rasanya sedikit kesepian. Sekarang kalau kupikir lagi, aku tidak pernah melihat tangan kiri Natsume saat malam hari.’

Nishimura tiba-tiba menatap ke arah bulan. ‘Aku heran kenapa aku melihat bulan nampak kabur dan tidak jelas.’

***
Sedangkan Natsume sedang dalam perjalanan pulang dengan Nyanko-sensei.

“Ya ampun ... boneka itu benar-benar masalah besar,” ucap Nyanko-sensei sambil meregangkan ototnya. “Dia hanya bisa merasakan hawa ‘jari’ itu di malam hari.”

“Di sekolah beberapa hari yang lalu, seekor gagak membuat keributan. Ia mencengkram sesuatu di mulutnya, sesuatu yang mengeluarkan hawa aneh. Tapi pada akhirnya burung itu pergi, sehingga aku tidak berpikir kalau itu adalah hal yang perlu diperhatikan. Aku rasa itu mungkin jari boneka yang ada di rumah besar itu. Burung yang membawanya pasti menjatuhkannya di halaman belakang sekolah di mana Nishimura kemudian memungutnya. Boneka itu pasti ingin mencari jari yang telah dicuri oleh si burung,” jelas Natsume.

“Karena Nishimura memungutnya, keinginannya pasti telah mengambil bentuk salah satu dari teman Nishimura untuk mengambil jari itu kembali. Dia menyerupaimu untuk mendekati Nishimura. Yahh ... itu mantra lemah yang hanya bekerja pada malam hari saja,” ucap Nyanko-sensei.

“Akhir-akhir ini aku merasa Nishimura terlihat aneh, aku bersyukur aku mengintainya malam ini. Aku heran kenapa dia menunggu sampai malam ini untuk membawa jari itu ke rumah tempat ia tinggal, bukannya dia bisa membawanya lebih awal?” tanya Natsume.

Nyanko-sensei kemudian menjawab pertanyaan Natsume. “Itu karena sekarang bulan purnama. Itu mungkin karena ayakashi menjadi lebih kuat dengan kekuatan bulan. Dia memakai kesempatan itu untuk memancing seseorang mengembalikan jarinya kembali, dengan kekuatan sinar bulan, dia bahkan bisa memakan atau menculik seseorang jika dia mau.”

“Awalnya aku berpikir itulah tujuannya ... tapi ketika aku masuk ke rumah kosong itu, sesuatu yang mengejar Nishimura adalah ...”




Natsume kembali mengingat kejadian yang terjadi beberapa saat lalu. Saat ia melihat Nishimura hampir jatuh dari tangga, tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menarik kerah bajunya dari arah belakang.

“Nishimura hampir terjatuh tapi ada sesuatu yang menariknya ... aku rasa itu tangan sebuah boneka, benda itu menarik Nishimura ke atas kemudian menghilang dengan cepat. Karena jari itu diambil oleh seekor gagak nakal ... dia mungkin tidak ingin membuat orang lain terluka, dia bahkan menyembunyikan dirinya di dalam rumah kosong itu.”

Natsume terdiam sejenak sambil memperhatikan bulan purnama di langit. Nyanko-sensei sudah naik ke atas bahunya. “Sensei,” panggil Natsume. “Suatu saat aku ingin memberitahu Nishimura ... tapi aku tidak ingin dia berubah. Aku ingin dia tertawa seperti tadi, tanpa beban,” lanjutnya sambil membayangkan tawa Nishimura. “Aku ingin tahu lagu apa yang ia ingin aku senandungkan.”

“Entahlah,” sahut Nyanko-sensei.

***

Sebenarnya ini kerjaan iseng-iseng aja hehe soalnya sampe sekarang belum ada tempat baca manga online yg upload chapter 87 hehe ^^ kalo ada waktu mungkin saya buat sinopsis chapter 88 juga ^^ terima kasih buat EimiJ7 atas translasi Bahasa Inggrisnya ^^


3 comments:

My Satnite said...

Saya belum nonton animenya ini
mau donlot dulu la
jadi penasaran sama cerita animenya

Unknown said...

Silahkan download dulu hehe..
Animenya udah ada sampe season 6 😊😊

bakirigel said...

Casino | Dr.Mcd.com
› casinos 인천광역 출장샵 › hd-casino-rs › casinos › hd-casino-rs Experience the best Vegas-style 경기도 출장마사지 slots. The best casino 서울특별 출장샵 games are 태백 출장마사지 all streamed with the world's 성남 출장샵 leading technology

Post a Comment

 

My Rosemary Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review