18 Jan 2018

Sinopsis Natsume Yuujinchou Chapter Spesial 19

Posted by Unknown at 04:10


Pengarang: Midorikawa Yuki
Majalah: Lala
Penerbit: Hakusensha
Bulan Terbit: Juli 2017



“Wah, hujan mulai turun,” ucap Natsume. Saat ini, ia dan Nyanko-sensei sedang berada di luar rumah. “Ayo kita berteduh di stasiun itu, Sensei,” lanjut Natsume sambil berjalan ke arah sebuah bangunan dengan Nyanko-sensei yang berada di pelukannya.

“Stasiun? Di tempat seperti ini?” komentar Nyanko-sensei.

“Stasiun ini sudah ditinggalkan,” balas Natsume. “Nishimura mengatakan ada banyak stasiun yang tersisa di sekitar sini.” Natsume kemudian masuk ke dalamnya sambil melongokkan kepalanya. Matanya menangkap siluet seseorang yang sedang duduk di dalamnya.

‘Ada orang di sini.’

Saat ia masuk lebih dalam, barulah Natsume sadar siapa orang itu.




“Matoba-san?!” pekik Natsume kaget. Sedangkan Nyanko-sensei hanya mendecih melihat laki-laki berambut panjang itu.

“Oya? Bukannya ini Natsume-kun? Kita bertemu di tempat yang tidak biasa,” ucap Matoba. “Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?”

“Aku hanya berteduh dari hujan,” sahut Natsume.

“Haha ... tapi sepertinya hujan turun semakin deras sekarang. Lebih baik kalau kau diam di sini sebentar. Lagipula aku sedang bosan, kenapa kita tidak berbincang sebentar?” tawar Matoba tersenyum.

Natsume menoleh ke arah Matoba. “Sayang sekali, aku tidak punya waktu untuk–”

Cip! Cip! Cip! Cip!

Natsume menghentikan perkataannya saat mendengar suara itu.

“Suara itu seperti suara ... burung?” ucap Natsume tidak yakin. “Apa yang terbungkus itu sangkar burung?” tanya Natsume sambil melihat benda yang berada di sebelah Matoba. “Suaranya indah.” Natsume kemudian mendekati benda itu. “Aku tidak menyangkanya. Apa kau menyukai burung, Matoba-san?”

Matoba menoleh ke arah Natsume sambil tersenyum misterius. “Bukan burung yang berada di sana.”

“Eh?”

“Aku baru saja datang dan menangkapnya. Dia adalah ayakashi yang sangat jahat,” ucap Matoba melirik bungkusan itu.

Natsume tertegun sejenak tapi setelah mendengar suara burung itu lagi, Natsume mulai mencurigai laki-laki di hadapannya itu.

“Tolong jangan mencurigaiku,” ucap Matoba mendesah. “Aku sedang tidak mencoba untuk mempermainkanmu.”




“Oh ya, ini kue yang disajikan di tempat aku melakukan pekerjaanku tadi. Rasanya enak jadi aku membawanya,” ucap Matoba sambil menyerahkan bungkusan kue itu kepada Natsume dan Nyanko-sensei yang langsung ditolak oleh Natsume. “Ini tidak beracun atau semacamnya kok,” ucap Matoba lagi.

“Aku pergi,” putus Natsume.

Saat Natsume akan berbalik pergi, Matoba kembali membuka suaranya. “Jangan berkata seperti itu. Sebenarnya kau tertarik dengan apa yang ada di dalam sini, kan?” tanya Matoba mengerling ke arah bungkusan di sebelahnya. “Kau tahu, sudah sejak lama aku berhutang budi pada sebuah keluarga tua. Selama setahun mereka merasa tidak sehat, jadi mereka memintaku untuk datang dan melihat rumah mereka,” jelasnya sambil membuka bungkusan kue di tangannya.

“Ketika aku memeriksanya, suasananya sangat buruk. Tapi ketika aku berkeliling di dalam rumah, tidak ada tanda-tanda kehadiran youkai. Lalu aku melihat ke kebunnya, di sana ada pohon holly aneh dengan daunnya yang lebat. Ada suara burung terdengar di antara dedaunannya.”

Ucapan Matoba dijeda oleh suara burung dari bungkusan besar yang ada di sebelahnya.

“Di rumah itu tinggal suami istri tua. Mereka sangat menyukai suara burung itu, jadi mereka membuat tempat pakan burung. Di sana mereka meletakkan buah dan air setiap hari. Tapi mereka sadar walaupun makanannya selalu menghilang ...”

Matoba menjeda ucapannya sambil mengigit kue di tangannya.




“... mereka tidak pernah melihat burung itu sekali pun,” lanjut Matoba sambil melirik ke arah Natsume dengan senyum sinisnya. “Ayakashi itu punya kekuatan untuk meniru suara burung sehingga ia bisa mendapatkan makanan. Dulu, suara indah itu mampu menarik perhatian ayakashi yang kuat. Bahkan sering menarik perhatian ayakashi yang tamak. Jadi aku menariknya keluar dari pohon holly itu dan menangkapnya.”

Natsume kemudian mendekati bungkusan besar itu. “Jadi, ayakashi yang ada di balik kain itu ...”

“Yaa ...”

Nyanko-sensei memicingkan matanya menatap bungkusan itu kemudian menatap Matoba serius. “Apa kau yakin? Bukannya itu hanya burung biasa? Rasanya aneh saat kau mengatakan kalau di dalam sana ada ayakashi. Bukannya kau hanya ingin menipu Natsume?” tanyanya.

“Sensei?” heran Natsume.

Matoba tertawa mendengarnya. “Hahaha ... kau mengatakan hal yang menarik, Neko-san.”

“Aku tidak pernah melihat ayakashi yang menipu manusia dengan meniru burung, tapi aku tahu satu ayakashi yang bernama Hitokubi yang aku dengar memiliki watak yang buruk,” balas Nyanko-sensei. “Aku memang merasakan hawa aneh sebentar, tapi aku hanya bisa merasakan hawa burung dari sangkar itu. Jika kau benar-benar menangkap Hitokubi, itu adalah sesuatu yang berbahaya lalu kenapa kau sendirian di tempat ini?” selidik Nyanko-sensei. (Hitokubi = kepala manusia)

Tapi tiba-tiba saja Nyanko-sensei terlihat terkejut. “Ha!”

“Sensei?” tanya Natsume.

‘Tapi itu benar, Matoba-san bahkan tidak membawa satu orang pun bersamanya. Kenapa dia sendiri? Dan juga sejak awal ...’ pikir Natsume.

‘Kenapa dia di sini? Kenapa dia berada di stasiun kereta api kosong yang sudah ditinggalkan ini? Apa dia ... benar-benar Matoba-san?’ Natsume kemudian memperhatikan Matoba yang sedang tersenyum misterius.

‘Apa benar burung yang ada di dalam sangkar itu? Atau ayakashi? Kenapa aku merasa burung itu memanggilku terus menerus?’

Matoba tiba-tiba tertawa kecil. “Haha ... dia benar-benar jahat, jadi aku perlu melenyapkannya. Akan lebih baik jika kau tidak melihatnya. Tapi aku akan membuat pengecualian dan membiarkanmu melihatnya. Dia pintar dalam meniru suara. Menurutmu kenapa dia dipanggil Hitokubi? Itu karena bentuk yang dimilikinya.”




Tiba-tiba saja dari bungkusan itu terlihat mata yang membuat Natsume kaget. Dan kemudian terdengar suara berisik dari stasiun itu.




Lampu di stasiun itu tiba-tiba saja menyala sehingga membuat Natsume bingung.

‘Padahal ini kan stasiun yang sudah tidak digunakan, kenapa lampunya menyala?’

“Sensei?” panggil Natsume.

Nyanko-sensei memasang wajah serius. “Ini buruk. Ada sesuatu yang buruk datang ke sini.”

“Eh?”

Matoba melihat ke atas. “Jadi dia datang ya?” Matoba tiba-tiba mengambil selembar kain dan menutupi Natsume dengan kain itu. “Sstt ... diamlah. Sembunyi di balik kain ini, tutup matamu, dan jangan bergerak,” perintah Matoba pada Natsume.

“Eh?” Natsume diam-diam melirik ke arah jendela.




‘Ada sesuatu di sini.’

Dari tempatnya bersembunyi, Natsume dapat melihat sosok besar ayakashi yang berada di luar stasiun.

‘Ada sesuatu di luar stasiun ...’




Natsume kemudian menutup matanya dan diam tidak bergerak sesuai yang diperintahkan Matoba padanya. Dia dapat mendengar suara burung dari luar. Suara burung itu perlahan mulai berubah menjadi suara teriakan, kemudian menjadi jeritan dan tiba-tiba hening.

“Sudah tidak apa-apa sekarang, Natsume-kun,” ucap Matoba. Mendengar hal itu, Natsume kemudian membuka matanya dan dapat melihat Matoba yang tersenyum ke arahnya.




Natsume kemudian menoleh ke arah kursi yang semula diduduki oleh Matoba.

‘Sangkar burungnya tidak ada.’

“Saat hujan seperti ini, tanpa alasan yang jelas, ayakashi yang kuat suka melewati stasiun terbuang ini. Dia tidak datang ke dalam stasiun tapi ... jika kau berkeliaran di tempat ini saat hujan, kau bisa dimakannya jadi berhati-hatilah,” ucap Matoba.

Natsume berdiri dan menyingkirkan kain dari kepalanya. “Di mana ayakashi yang semula ada di sangkar burung itu? Apa di sangkar itu benar-benar ada ayakashi?” tanyanya.

“Ya, suara dan hawa keberadaannya mampu menipu youkai bahkan yang sekuat Neko-san. Karena alasan itu, melenyapkannya benar-benar menyusahkan. Karena itu aku membawanya bersamaku ke sini,” sahut Matoba tersenyum.

Nyanko-sensei menatap Matoba dengan pandangan tidak suka.

‘Karena itu aku membawanya bersamaku.’

‘Tidak, mungkin saja Hitokubi, ayakashi itu ... dan ayakashi raksasa yang tadi ...’

“Terima kasih banyak,” ucap Natsume setelah ia berdiam cukup lama.

“Eh? Aa ... kelihatannya tempat ini menjadi lebih terang. Hujannya mungkin akan segera berhenti. Aku ingin mencari tempat untuk berbincang denganmu, tapi ... aku punya banyak pekerjaan yang harus aku lakukan setelah ini, jadi aku akan menunggu kesempatan lain.”

“Matoba-san,” panggil Natsume. “Kau datang kesini sendirian, apa karena kau tidak ingin seseorang dari klanmu terlibat dalam bahaya?”

“Aku sengaja melakukan tindakan ceroboh tadi, aku tidak mau mereka tahu mengenai hal ini,” sahut Matoba.




Matoba kemudian berjalan menuju pintu keluar stasiun. “Sampai jumpa,” ucapnya.

“Aa ...,” balas Natsume.

“Kejadian hari ini sebaiknya dirahasiakan.”

***

Saya puas banget ngeliat ketampanan Matoba di chapter ini. Sayangnya chapter ini cuma chapter spesial jadi panjangnya pun cuma 16 hlm padahal yang chapter biasa bisa sampe 30 hlm lebih. Tapi gak apa-apa, soalnya Matoba banyak senyum-senyum ganteng di sini wkwk xD

Dan juga terima kasih banyak untuk EimiJ7 atas translasi Bahasa Inggrisnya ^^


0 comments:

Post a Comment

 

My Rosemary Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review