Judul : Towards Zero / Menuju Titik Nol
Pengarang : Agatha Christie
Tebal : 304 halaman
Alih Bahasa : Windrati Selby
Sampul : Staven Andersen
Penerbit di Indonesia : PT Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis
Apa hubungan antara percobaan bunuh diri yang gagal, tuduhan pencurian yang keliru terhadap siswi sekolah, dan kisah romantis seorang petenis terkenal?
Untuk pengamat biasa, mungkin memang tak ada hubungan apa-apa. Hingga kemeriahan pesta yang diadakan di rumah seorang janda tua di Gull’s Point berakhir dengan kematian.
Dan tampaknya, semua itu bagian dari rencana pembunuhan yang rapi.
“Saya
suka cerita detektif yang bagus. Tetapi, mereka selalu mulai di tempat yang
salah! Mereka mulai dengan pembunuhannya. Padahal pembunuhan itu merupakan akhirnya. Cerita itu dimulai jauh
sebelumnya, kadang-kadang bertahun-tahun sebelumnya dengan segala macam sebab
dan peristiwa yang membawa orang-orang tertentu, ke suatu tempat tertentu, pada
suatu waktu tertentu, di suatu hari tertentu” –Mr. Treves.
Novel
karangan Agatha Christie ini benar-benar sesuai dengan penjabaran dari Mr.
Treves. Cerita dimulai berbulan-bulan sebelum pembunuhan terjadi. Jika
pembunuhan terjadi di musim panas September maka awalnya dimulai sejak musim
dingin Januari.
Sesuai
dengan sinopsisnya, cerita dimulai dengan percobaan bunuh diri dari Andrew
MacWhirter yang sayangnya berhasil digagalkan oleh sebatang pohon yang tumbuh
di tebing, tempat ia menjatuhkan dirinya. Dia digambarkan sebagai laki-laki
yang kehilangan banyak hal karena ia hidup terlalu jujur. Tapi kata perawat
yang selalu menceramahinya di rumah sakit, orang yang pernah mencoba bunuh diri
tidak akan melakukannya lagi. Dan sepertinya itu benar, karena pada akhirnya ia
dapat bangkit dan dapat memberikan anugerah
pada Inspektur Battle di kemudian hari.
Cerita
kali ini memang tidak menampilkan tokoh detektif Hercule Poirot atau Miss
Marple. Yang ada hanyalah Inspektur Battle, salah satu sahabat Poirot di Scotland
Yard. Awalnya ia harus menyelesaikan urusan anak bungsunya yang dituduh
melakukan pencurian. Malangnya, anaknya itu memang memiliki kekurangan yaitu
dirinya akan merasa kalau dialah pelakunya jika ditekan terus menerus. Tapi,
sebagai seorang polisi, dia tahu anaknya tidak bersalah. Dan berkat tingkah
anaknya jugalah, ia pada akhirnya dapat menangkap pelaku pembunuhan yang
gilanya bukan main.
Tak
lengkap rasanya jika tidak ada kisah romansa di novel karangan Agatha Christie.
Dan kali ini, ia memberikan kisah cinta sebagai dasar sebuah pembunuhan. Kisah ini
berpusat pada Nevile Strange, petenis tampan yang digilai banyak wanita. Dia diceraikan
istri pertamanya, Audrey Strange, kemudian menikahi wanita yang lebih muda 10
tahun darinya, Kay Strange. Jika Audrey adalah wanita yang tenang, lemah lembut,
dan penuh sopan santun, maka Kay Strange adalah kebalikannya, kecantikannya dan
vitalitasnya yang membuat Nevile mencintainya.
Tiba-tiba
saja Nevile mempunyai sebuah gagasan untuk mempertemukan istri pertama dan
keduanya di rumah ibu asuhnya sekaligus berlibur di sana. Rumah yang biasanya
tenang itu harus menerima ketegangan dari dua wanita itu hampir selama dua minggu.
Bukan hanya Nevile yang dicintai oleh dua istrinya yang berlibur di sana. Ada
Thomas Royde yang sangat mencintai Audrey sejak kecil, rela pulang dari Malaya
dan berniat melamar gadis pujaannya itu. Kay yang memang sangat cantik memiliki
seorang teman laki-laki yang akan mengikutinya kemana pun ia pergi yaitu Ted
Latimer, laki-laki itu menginap di hotel dekat rumah ibu asuh Nevile, bahkan
terkadang ia ikut makan malam dan makan siang di sana.
Hingga
akhirnya pembunuhan itu terjadi. Si korban adalah sang tuan rumah alias ibu
angkat Nevile yang bernama Camillia Tressilian. Selama hampir 12 tahun lebih,
ia tinggal dengan sepupu jauhnya, Mary Aldin ditemani pelayan-pelayannya yang
setia. Inspektur Battle yang kebetulan ada di sana yang menangani kasus ini
bersama dengan keponakannya yang merupakan inspektur di daerah itu.
Sejak
awal, semua tuduhan dan bukti-bukti mengarah ke satu orang yaitu Nevile,
dimulai dari sidik jari di tongkat golf hingga bercak darah di jasnya. Tapi, belajar
dari pengalamam membaca buku karangan Agatha, semua bukti-bukti itu pasti hanya
tipuan untuk pembaca. Akhirnya kita akan mencari-cari tersangka yang lain, dimulai
dari semua orang yang menginap di rumah itu dengan menyingkirkan Nevile
sendiri, yaitu Audrey, Kay, Aldin, Thomas, hingga Ted.
Mungkin
kita akan berpikir bahwa Audrey-lah si pelaku. Karena sejak awal cerita, dia
digambarkan sebagai wanita pendendam yang menggunakan topeng malaikat di
wajahnya. Satu-satunya motif yang terpikirkan mengenai pembunuhan ini adalah
warisan tapi tak ada satupun dari mereka yang kekurangan uang. Hingga akhirnya
motif kebencian itu mulai terlihat. Pembunuhan ini diperlukan untuk membuat
Nevile menjadi tersangka kemudian ditambah bukti-bukti lain yang bermunculan,
semuanya mengarah pada Audrey.
Saat
Battle akan menangkap Audrey, dia mulai ragu karena ia merasa melihat ekspresi
anak bungsunya di wajah Audrey, wajah orang yang mengakui sebuah kejahatan yang
tidak dilakukannya. Kemudian datanglah Tuan MacWhirter membawa sebuah anugerah
kepada Battle ditambah sebuah kebenaran yang diungkapkan Thomas kepada Battle.
Kebenaran mengenai kisah dibalik perceraian Nevile dan Audrey.
Perceraian
itu terjadi bukan karena Nevile yang mencintai Kay, tapi terjadi karena Audrey
berselingkuh dengan Adrian. Semua itu ditutupi dengan rapi oleh Nevile. Jadi,
sudah terlihat jelas bukan Audrey yang menyimpan dendam pada Nevile melainkan
sebaliknya.
“Pembunuhan
itu sendiri merupakan akhir dari
ceritanya. Itulah Titik Nol-nya.
Kematian Lady Tressilian kecil artinya dibandingkan dengan tujuan pokok
pembunuhnya. Pembunuhan yang saya maksudkan adalah pembunuhan Audrey Strange.” –Inspektur Battle.
Wah,
hebat sekali kan rencana pembunuhannya. Dengan meninggalkan bukti-bukti palsu
mengenai dirinya sendiri, ia hampir berhasil mengirim mantan istrinya ke tiang
gantungan. Tapi rencananya berhasil digagalkan berkat kesaksian MacWhirter
walaupun sesungguhnya kesaksian itu bohong, untuk pertama kali dalam hidupnya,
MacWhiter berbohong demi menyelamatkan seseorang.
Yahhh ... terima kasih untuk Nevile, berkat dirimu semua kisah cinta ini mulai melihat titik terang. Audrey akhirnya menikah dengan penyelamatnya, Andrew MacWhirter. Thomas akhirnya sadar bahwa ia lebih mencintai Aldin daripada Audrey. Dan mungkin saja Kay dapat melupakan suaminya yang hanya memanfaatkannya itu dan mulai membuka hatinya pada Ted yang selalu setia dengannya.
Yahhh ... terima kasih untuk Nevile, berkat dirimu semua kisah cinta ini mulai melihat titik terang. Audrey akhirnya menikah dengan penyelamatnya, Andrew MacWhirter. Thomas akhirnya sadar bahwa ia lebih mencintai Aldin daripada Audrey. Dan mungkin saja Kay dapat melupakan suaminya yang hanya memanfaatkannya itu dan mulai membuka hatinya pada Ted yang selalu setia dengannya.
0 comments:
Post a Comment